Total Tayangan Halaman

Rabu, 25 Mei 2011

Edisi Terbaru Jurnal Global Vol. 10 No. 2 Desember 2010 - Mei 2011

Telah terbit edisi terbaru Jurnal Global Vol. 10 No. 2 Desember 2010 - Mei 2011 dengan  tema "MASYARAKAT TRANSNASIONAL:  PERAN KONSTRUKTIF DALAM ISU-ISU GLOBAL".




Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara berlangganan ataupun pertanyaan lain yang masih terkait, dapat langsung menghungi pihak marketing Jurnal Global di alamat e-mail jurnal_global@yahoo.com atau melalui telepon 787 3838/ 085781431420 (Petro). Demikian informasi ini kami sampaikan agar dapat ditanggapi dan disebarluaskan dilingkungan Anda.

Diiringi dengan rasa hormat, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
 
Salam Hangat
Jurnal Global Department of International Relations
Gd. B, 2nd floor
Faculty of Social and Political Sciences
Universitas Indonesia
Kampus Baru, Depok
Jawa Barat - Indonesia
Email Jurnal_Global@yahoo.com

Sabtu, 12 Maret 2011

UPCOMING GLOBAL VOL.10 NO. 2

In next month, April 2011, the Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia (UI) will proudly launching the JURNAL GLOBAL Vol. 10 No. 2. This latest edition would bring you to the fresher and more comprehensive analyses about many transnational issues. We encourage you to contact us on 021-7873838 (Petro) or by email (jurnal.global@gmail.com) if you have any questions or orders.
because we, JURNAL GLOBAL is  the pioneer of Indonesia's 21st century International Relations paradigm...

Minggu, 24 Oktober 2010

PELUNCURAN JURNAL GLOBAL TERBARU

            Setelah mengalami penundaan penerbitan selama 4 edisi (2 tahun), Jurnal GLOBAL Volume 10 No.1 edisi Mei-November 2010 kembali diterbitkan oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu "Disaster and International Relations" yang tentunya sangat relevan dengan fenomena global yang kerapkali terjadi di seluruh belahan dunia saat ini.
            Selama ini, dalam kancah politik internasional, isu lingkungan dan bencana alam telah lama terpinggirkan oleh berbagai isu-isu politik, ekonomi, keamanan, dan sosial yang dianggap lebih penting. Waktu telah menjawab bahwa kini saatnya manusia beserta peradabannya diharuskan untuk lebih mengapresiasi planet ini beserta seluruh komponennya. Bencana alam baik yang terjadi karena faktor murni kekuatan alam ataupun faktor pengabaian dan pengrusakan secara terus-menerus oleh manusia telah menjadi indikator kuat bahwa kebijakan global harus pula memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan bencana. Kini, tantangan terbesar dunia adalah menghadapi bencana alam yang tidak dapat terprediksikan secara akurat oleh kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan manusia, dan bukan isu perang ataupun kemiskinan yang hanya merupakan implikasi negatif nafsu yang berlebih dari sebagian umat manusia.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL Volume 10 No.1:

"Manajemen Bencana Internasional: Tinjauan Historis & Tantangan bagi Indonesia", Patrya Pratama.
"Global Governance of Disaster Risk Reduction: An Introduction to a New Analytical Framework", Jonatan A. Lassa.
"Ecological Disaster: Future Food Security in Peru", Reshmi Banerjee.
"Limit of Success of Southeast Asia's Counter Terrorism", Ali Abdullah Wibisono.
"Interfaith Dialogue in Indonesia's Public Diplomacy", Novita Rakhmawati.
"Potensi Pengembangan Komunitas Sosial Budaya ASEAN & Kemungkinan peran Konstruktif Indonesia: Sebuah Kajian Kualitatif", Dwi Ardhanariswari Sundrijo & Pierre Martinus.



* Keterangan : persedian (stock) Jurnal GLOBAL Volume 10 No.1 adalah lebih dari 400 eksemplar dan akan didistribusikan melalui beberapa cabang Toko Buku Gramedia di Jakarta dan di sekretariat redaksi Jurnal GLOBAL di Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok 16424, Telp. 021-7873744, email yaitu mrktng.global@gmail.com atau dengan marketing staff kami, Steve (+628811460434).

Senin, 03 Mei 2010

Cara Berlangganan (How to Subscribe)

Sebagai jurnal ilmu hubungan internasional yang pertama (pioneer) di Indonesia, Jurnal GLOBAL memiliki nilai-nilai tradisi ilmu hubungan internasinal yang kental dan sudah terkenal sejak lama, oleh sebab itu, kami berusaha menghadirkan tulisan berkualitas dan profesional di bidangnya sesuai dengan tema besar yang diangkat per edisinya. Bagi kami, kepuasan yang didapatkan para pembaca yang memiliki interest pada ilmu hubungan internasional beserta fenomenanya adalah suatu kewajiban mutlak.
Hadir sejak 1989 tidak lantas membuat Jurnal GLOBAL hanya mengandalkan nama besar Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia yang telah menaungi Bapak Prof. Dr. Juwono Sudarsono (mantan Menteri Pertahanan RI periode 2004-2009), Isyana Bagoes Oka dan Valerina Daniel (presenter berita), serta Andi Widjayanto (pengamat intelijen dan praktisi keamanan), Jurnal GLOBAL kontemporer sedang berupaya menjadi pelopor dalam hal membina intelektualitas ilmu hubungan internasional di Indonesia. Kredibilitas yang sedang ingin diraih itulah yang akan mendorong para masyarakat untuk tertarik pada Jurnal GLOBAL baik untuk membaca maupun membelinya sebagai koleksi (untuk pribadi dan pengunaan publik).
Jurnal GLOBAL mampu menjadi referensi terpercaya bagi para akademisi dan praktisi yang sedang menyusun makalah, skripsi, tesis, bahkan disertasi doktoral.
Jurnal GLOBAL ini hanya terbit setiap 6 bulan yakni pada Mei dan November.

Untuk berlangganan (subscription), terdapat 2 kategori yaitu pribadi dan institusi.
Untuk pribadi, dikenakan Rp 25.000 / edisi (belum termasuk ongkos kirim)  
Untuk institusi, dikenakan Rp 50.000 / edisi (belum termasuk ongkos kirim)

Selain itu juga, kami masih memiliki persediaan Jurnal GLOBAL edisi lama, dan bisa didapatkan oleh pembaca dengan harga yang menarik yaitu untuk edisi lama yang ber-stock cukup dan banyak, kami menjual dengan harga Rp 15.000 / edisi (atau dengan harga Rp 50.000 mendapatkan 4 edisi), sedangkan edisi lama yang ber-stock terbatas dengan harga Rp 20.000 / edisi (atau dengan harga Rp 50.000 mendapatkan 3 edisi).


Jika pembaca berminat, silakan hubungi Steve (0811.2006.550) dan Erian (0857.3167.4440) atau melalui e-mail kami di jurnal.global@gmail.com ...

Jumat, 30 April 2010

'Kisah Tinta' Jurnal GLOBAL pada 2000an (cont'd)


Jurnal GLOBAL volume 7 no.2 diterbitkan pada Mei 2005 oleh Departemen Imu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu "Dunia Transisi" yang sangat berkaitan dengan kondisi global kontemporer dimana struktur dan sistem internasional telah mengalami banyak perubahan dibandingkan pada masa setelah Perang Dunia II.
         Negara [berkembang] kini merupakan target utama daripada fenomena 'dunia transisi' dimana negara-negara maju seperti AS dan Eropa dapat dikatakan telah berhasil mengeleminasi rezim-rezim pemerintahan yang tidak kooperatif dengan AS dan Eropa. Colors Revolution yang berlangsung di Asia Tengah dan Eropa Timur merupakan strategi Barat untuk tetap mempertahankan dominasinya atas dunia internasional melalui perluasan nilai-nilai yang diklaim universal dan harus dipenuhi oleh setiap negara. Afhganistan dan Irak adalah contoh konkret represivitas dari strategi 'dunia transisi' yang dilakukan Barat, sementara Colors Revolutions merupakan contoh subversi Barat yang dimoderasikan.Di kawasan Timur Tengah, isu Israel-Palestina masih terus menghangat dimana kontestasi politik didalam kedua negara menjadi salahsatu kunci utama apakah akan ada solusi bagi konflik terlama di dunia ini.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 7 no.2:

“Kuadran Perdamaian Demokratik: Integrasi Instalasi Demokrasi dan Trajektori Perdamaian”, Andi Widjajanto.
Discussing Indonesia’s Proposal to be a New Permanent Member of UN Security Council”, Caka Alverdi Awal.
“Peran AS dalam Transisi Rejim di Negara Lain: Studi Kasus Afganistan”, Dina Susanti dan Farah Monika.
“Hubungan Israel Palesina dan Masa Depan Perdamaian Timur Tengah Pasca-Yasser Arafat”, M. Hamdan Basyar.
“Isu Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa di WTO dan Sikap Negara Berkembang”, Dewi Sinorita Sitepu.
“Kebijakan Okupasi Israel dan Kegagalan Proses Perdamaian Israel Palestina”, Ali A. Wibisono.
“Negara dan Permasalahan State Building di Abad XXI”, Alessandro B.H.S. dan Nona Siska Noviyanti. Book Review: Francis Fukuyama, State-building: Governance and World Order in the Twenty-First Century, (London: Profile Books Ltd., 2004), xiv + 194 hlm, termasuk indeks.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 7 no.2 adalah 176






Jurnal GLOBAL volume 8 no.1 diterbitkan pada November 2005 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu Kemiskinan Global (Global Poverty), dimana PBB semakin intensif mensosialisasikan Program Pembangunan Millenium (MDGs) dengan salahsatu titik beratnya yaitu kemiskinan global yang masih tinggi meskipun banyak negara terutama di Asia dan Amerika Latin yang mengalami pertumbuhan selama beberapa dekade silam.
         Kemiskinan adalah gejala sosial yang kompleks yang dapat ditemui di hampir setiap negara di dunia hanya saja berbeda skalanya. Adalah sebuah pertanyaan besar jika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif signifikan dan stabil namun ternyata angka kemiskinan nasionalnya masih stagnan atau bahkan bertambah, contoh Indonesia, India, Brazil, Filipina, dan  beberapa negara Eropa Timur. Akan halnya dengan China yang selama 3 dekade terakhir telah dapat mengangkat hampir 400 juta rakyatnya dari kemiskinan absolut yang merupakan sejarah pengurangan kemiskinan terbesar di dunia.
          Kemiskinan pun dapat menjadi salahsatu sumber pemicu konflik baik skala domestik maupun internasional yang terus berlangsung seperti konflik Darfur-Sudan, konflik Aceh-Indonesia, konflik Mindanao-Philipina, konflik Tibet-China, dan beberapa konflik lainnya di segenap negara miskin Afrika.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 8 no.1:

“Utang Luar Negeri dan Problem Kemiskinan Negara Berkembang”, Dewi Sinorita Sitepu.
“Debt Relief Melalui HIPC Initiatives dan Tantangan Mengatasi Kemiskinan Dunia”, Nurul Rochayati dan Suzanne Maria A.
“Menelaah Hubungan Timbal Balik antara Konflik Internal dengan Masalah Kemiskinan”, Nurani Chandrawati.
“Peran UNWFP dalam Penaganan Krisis Pangan dan Kealaparan: Studi AKsus “Silent Hunger” di Niger”, Herjuno Ndaru dan Intan Defrina.
“Gerakan Kearifan Kapitalis dalam Dunia Postmodern: Tinjauan atas Kampanye ONE’Live 8”, Musa Maliki.
“Kegagalan Referendum Konstitusi Eropa” “Quo Vadis” Uni Eropa?”, Leonard Hutabarat.
“Memutus Rantai Kemiskinan ala Neoliberalis”, Ilmi Suminar, Meidhita Anjani dan Silvia Dian A. Book Review: Jeffrey D. Sachs, The End of Poverty: How We Can Make It Happen in Our Lifetime, (London: Penguin Books, 2005), 18 Bab; 347 hlm.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 8 no.1 adalah 101 eksemplar





Jurnal GLOBAL volume 8 no.2 diterbitkan pada Mei 2006 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, mengusung tema besar yaitu "Krisis Energi" (energy crisis), dimana dunia kontemporer semakin disibukkan dengan cadangan energi dunia yang semakin menipis akibat pertumbuhan populasi manusia yang begitu massif di negara berkembang serta borosnya pemakaian energi oleh penduduk negara-negara industri maju.
         Pertumbuhan ekonomi cepat dan massif yang terjadi di sejumlah negara berkembang yang dikenal sebagai emerging markets seperti kelompok BRIC (Brazil, Russia, India, dan China), lalu Mexico, Korea Selatan, Turki, Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, Malaysia, dan beberapa negara Arab telah mendorong terjadinya peningkatan pesat penggunaan energi global disamping negara-negara industri maju yang secara total mengkonsumsi 60% energi dunia. Hal ini semakin dikhawatirkan oleh banyak kalangan sebagai isu yang sama pentingnya dan berkaitan seperti dengan isu pemanasan global (global warming) untuk segera diselesaikan.
         Banyak lembaga analisis energi internasional memprediksi bahwa sekitar 30 tahun mendatang, persediaan sumber energi tradisional seperti minyak bumi (oil) dan batu bara (coal) akan tinggal seperempat saja, dan kini banyak negara dunia berusaha untuk mencari sumber-sumber energi alternatif untuk mempertahankan eksistensi negara-bangsanya.Energi biologis seperti methanol, hidrogen, bio-gas dan energi abadi seperti angin, sinar matahari, dan panas bumi (geothermal) serta energi nuklir menjadi sumber pilihan yang kontekstual bagi setiap negara di dunia untuk mengembangkannya.
Pada akhirnya, isu energi mampu menjadi isu kontestasi geo-politik dan geo-ekonomi yang sangat seru untuk disimak seperti dalam kasus Iran, Ukraina (perselisihan gas dengan Rusia yang berimbas kepada Eropa), beberapa konflik territorial yang serius di seluruh penjuru Asia Timur dan Tenggara, hingga kebijakan anti-Amerika yang dikeluarkan oleh Hugo Chavez di Venezuela sebagai produsen minyak terbesar di Amerika Latin. 

Berikut rincian Jurnal GLOBAL volume 8 no.2:

Bringing the State Back In: Energy and National Security in Contemporary International Relations”, Bob Sugeng Hadiwinata.
“Transisi Sistem Energi Global”, Riza Noer Arfani.
“Kebijakan Keamanan Energi”, Makmur Keliat.
The Regional Security Challenge in the 21st Century: Maritime Disputes as Implication of Energy Crisis”, Begi Hersutanto.
“Jepang dan Isu Keamanan Energi: Dari Krisis Minyak Dunia hingga Politik Perubahan Iklim”, Nurul Isnaeni.
“Pemerintahan Hamas dan Prospek Perdamaian”, Broto Wardoyo.
“Mengusik Tidur Berjalan Umat Manusia: Menambang Energi dalam Jerat Multi-Dimensi”, Derry Aplianta dan Risnandar. Book Review: James Howard Kunstler, The Long Emergency: Surviving the Converging Catastrophe of the Twenty-first Century, (London: Atlantic Books, 2005), 307 hlm.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 8 no.2 adalah 490 eksemplar





Jurnal GLOBAL volume 9 no.1 diterbitkan pada Mei 2007 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, yang memiliki tema besar yakni kapitalisme versi terbaru (Late Capitalism), yang tidak lagi hanya berbicara mengenai market demand saja, tetapi juga sudah menyentuh ranah industri budaya dan militer, tanggung jawab sosial korporasi (CSR), hubungan segitiga pemerintah-korporasi-media massa, dan lainnya. Lalu apakah kapitalisme versi mutakhir ini dapat memperbaiki kehidupan manusia yang telah terekslpoitasi oleh sistem yang diciptakannya sendiri?
        
Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 9 no.1:

"Diam dan Mari Nikmati: Industri Budaya sebagai Arsitek Selera Massa" Abdullah Sumrahadi
"Memahami CSR secara Definitif dalam Menjawab Krisis Energi di Indonesia" Muhammad Endro Sampurna
"Isu Privatisasi Konflik: Penggunaan Perusahaan Militer atau Keamanan dalam Konflik Sierra-Leone" Senia Febrica
"Konstruksi Realitas Internasional dalam Media Massa Lokal: Pengkonstruksian Citra George W. Bush selama Pemilu Presiden di Amerika Serikat Tahun 2004 oleh Kompas" Yoga Andika & Asep Sadiana
"Agenda dan Tantangan Politik Luar Negeri Bebas Aktif: Sebuah Refleksi Teoritis" Anak Agung Banyu Perwita
"Pendekatan Multi-Track dalam Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan: Upaya dan Tantangan" C.P.F. Luhulima
"Fenomena Anti-Liberalisme di Amerika Latin pada Akhir Abad 21" Lutfi Anggara

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 9 no.1 adalah 113 eskemplar





Jurnal GLOBAL volume 9 no.2 diterbitkan pada Desember 2007 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu "Dinamika Hubungan Internasional Pasca Neo-Liberal", yang berkaitan dengan kebangkitan perspektif konstruktivisme (constructivism) dalam memandang gejala hubungan internasional kontemporer.
         Perspektif konstruktivisme sebenarnya bukanlah perspektif baru dalam ilmu hubungan internasional namun karena selama ini gejala hubungan internasional hanya dapat diselesaikan dengan cara-cara realisme (realism) dan liberalisme (termasuk neo-liberalisme). Kini setelah sistem internasional menjadi globalisasi, maka fenomena hubungan antar entitas dalam lingkup internasional menjadi lebih akrab untuk diteliti. Proses globalisasi yang secara 'paksa' telah mengurangi kedaulatan negara dalam mengontrol segal aspek, kini mendorong munculnya hubungan transnasional secara massif dan meliputi berbagai aktivisme, entitas, hingga isu yang disorotnya.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 9 no.2:

"Pemulihan Kekuasaan Kelas Dominan dan Politik Neo-Liberalisme" Eric Hiariej
"Dari Anarchic Cyber Space menjadi Transnational Public Sphere: Membaca Relasi antara Cyberspace dan Civil Society di Era Postmodern" Moch. Faisal Karim
"Ethical Ergument in World Civic Politics: The Role of Liberal Eco-Feminism in Furthering the Wildlife Potection Discourse in Indonesia" Kinanti K. Taufik
"Accomodative Multiculturalism: Alternatif Pendekatan terhadap Masalah Keragaman Budaya di Asia Tenggara" Dwi Ardhanariswari Sundrijo
"Debat Ketiga: Memikirkan Kembali Keilmuan Hubungan Internasional" Aryanti Kristanti & Musa Maliki
"Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Dinamika Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan Identitas Islam Moderat" Pandu Utama Manggala
"Isu Lingkungan Hidup Global: Tantangan Kebijakan Luar Negeri dan Negosiasi Multilateral" Nurul Isnaeni & Broto Wardoyo

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 9 no.2 adalah48 eksemplar

Kamis, 29 April 2010

'Kisah Tinta' Jurnal GLOBAL pada 2000an (part 2)

           Setelah mengalami vakum akibat terjadinya krisis moneter dan krisis sosial-politik yang berkepanjangan di ibukota Jakarta pada khususnya serta Indonesia pada umumnya, akhirnya Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia dapat menerbitkan kembali Jurnal GLOBAL dengan perubahan penomoran Jurnal, dari yang hanya memakai sistem volume menjadi sistem volume dengan rincian nomor, mengingat Departemen Ilmu Hubungan Internasional telah menetapkan bahwa Jurnal GLOBAL akan menjadi jurnal 6 bulanan (bi-annual journal). Pada tahun 2000, sistem volume menjadi kembali volume 1 hanya saja penomoran dilanjutkan dari nomor sebelumnya yaitu dari Jurnal GLOBAL volume 5 menjadi Jurnal GLOBAL volume 1 no.6






         Jurnal GLOBAL volume 1 no.6 diterbitkan pada September 2000 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yang diangkat adalah Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights.
          Hak Asasi Manusia menjadi salahsatu problematika hubungan internasional yang semakin populer pasca Perang Dingin berakhir. Perlu diketahui bahwa, selama 1990an aktivitas pelanggaran hak asasi manusia sangat sering terjadi di negara-negara eks-komunis dan negara dunia ketiga akibat instabilitas politik dan sosial yang berubah menjadi konflik internal berkepanjangan. Sesuai dengan Dekalarasi Universal HAM milik Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1948, bahwa hak asasi manusia harus menjadi salahsatu aspek essensial dalam penentuan arah hubungan internasional, meskipun sebenarnya lebih mengandung nilai-nilai dan prinsip negara-negara Barat dibandingkan merepresentasikan nilai dan prinsip seluruh dunia.
          Amerika Serikat pada tahun 2000 yaitu menjelang akhir masa kepemimpinan Presiden Bill Clinton (1993-2001) dimana AS sangat vokal terhadap proteksi HAM dan menghimbau agar demokrasi (democracy) dan kebebasan sipil (civil freedom) diterapkan di berbagai negara berkembang. Selain AS, Eropa tentu juga memiliki posisi yang relatif sama yaitu menginissiasi berbagai negara berkembang untuk menerapkan sistem demokrasi, keterbukaan, dan apresiasi terhadap HAM, meskipun di benua Eropa sendiri punmasih ditemukan praktik-praktik pelanggaran HAM terutama di negara-negara semenanjung Balkan ataupun tindakan rasisme dan diskriminasi di negara-negara Eropa maju seperti Inggris, Perancis, dan Jerman.
           Sedangkan Asia Tenggara yang merupakan kawasan dunia berkembang yang paling disorot karena fenomena regionalismenya yang relatif sukses ternyata memiliki catatan pelanggaran HAM yang buruk akibat sistem kepemimpinan otoriter di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, dan negara CLMV) ataupun karena konflik skala lokal dan nasional yang belum terselesaikan (konflik separatisme Aceh dan Papua di Indonesia ataupun konflik Mindanao di Filipina serta konflik Pattani di Thailand).

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 1 no.6:

Perspectives on International Humann Rights Law and Traditionalism”, Rita Maran.
We Are the World: The United States and Human Rights”, Charles P. Henry.
“HAM di Eropa”, Evi Fitriani.
“Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar Negeri China”, Ani Soetjipto.
“ASEAN dalam Masalah Hak Asasi Manusia”, Anna R. Juliastuti.
“Hak-Hak buruh dan Liberalisasi Perdagangan”, Makmur Keliat.
“Isu Kekerasan terhadap Perempuan dalam Agenda Hak Asasi Manusia Internasional”, Wiwiek Setyawati.
“Etika Perang dan Resolusi Konflik”, Andi Widjajanto.


* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 1 no.6 adalah kosong.




 


Jurnal GLOBAL volume 1 no.7 diterbitkan pada Februari 2001 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan mengangkat tema besar yaitu Refleksi atas Krisis Ekonomi Asia Timur 1998-2000.
        Krisis ekonomi Asia Timur di akhir 1990an merupakan salahsatu momentum yang wajib menjadi pelajaran berharga untuk setiap negara Asia Timur yang mengalami kehancuran ekonomi, perbaikan tidak saja hanya dilakukan di tataran praktik ekonomi namun juga pada tingkat sosial dan politik yang lebih baik. 
Indonesia dan Korea Selatan adlah 2 negara yang memiliki kemiripan struktur ekonomi nasional dimana para konglomerat (untuk Korea: chaebol) melalui induk perusahaan (holding company) menguasai perekonomian nasional secara dominan dan menimbulkan volatilitas tersendiri bagi pembangunan ekonomi kedua negara ini.
         Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur sebenarnya memiliki dampak dan manifestasi yang berbeda-beda di setiap negara, misalnya di Indonesia disertai reformasi politik yang massif sedangkan di Korea Selatan atau bahkan Malaysia tidak terjadi reformasi politik yang berarti.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 1 no. 7:

Utang Luar Negeri: Mengayuh di Antara Kebutuhan Dana Bagi Pemulihan Ekonomi dan Beban Pembayaran Cicilan dan Bunga “, Faisal H. Basri & Dendi Ramdani.
“Dinamika Keamanan Pasca-Orde Baru”, Andi Widjajanto.
Phillippine Economic Policy and the 1997 Asian Financial Crisis”, Jalton G. Taguibao.
“Kebijakan Pembaruan Ekonomi Korea Selatan dalam Mengatasi Krisis: Restrukturisasi Bidang Finansial dan Korporasi”, Taufiq Tanahsaldy.
“Bank Dunia, Indonesia dan Politik Lingkungan Global (Mencermati Agenda Pembangunan Berkelanjutan)”, Nurul Isnaeni.
Asian Monetary Fund: Friend or Foe”, Rio Budi Rahmanto.
“Membela Dwi Fungsi ABRI?”, Makmur Keliat. Book Review: Bilveer Singh, Civil-Military Relations Revisited, The Future of Indonesia Armed Forces (ABRI) in Indonesian Politics, (Singapore: Crescent Design Associates, 1999)

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 1 no.7 adalah kosong


Setelah 1 tahun setengah vakum kembali akibat satu dan lain hal yang masih belum terselesaikan, pada November 2002, Jurnal GLOBAL yang diterbitkan oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia melakukan revisi penomoran jurnal yakni menjadi kembali kepada volume 5 no.1.




 

Jurnal GLOBAL volume 5 no.1 diterbitkan pada November 2002 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
      Seperti halnya isu hak asasi manusia, isu pembangunan berkelanjutan pun mulai merebak pasca berakhirnya Perang Dingin, dimana pada 1992 digelar Earth Summit yang diselenggarakan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB di Rio de Janeiro, Brazil. Pembangunan Berkelanjutan menjadi suatu kesepakatan global untuk menciptakan alur pembangunan dunia yang lebih tekelola secara baik.
Pada faktanya, sustainable development masih menjadi perdebatan sengit antara negara maju dengan negara berkembang, negara maju menyalahkan pola pembangunan negara berkembang yang tidak teratur dan tidak memperhatikan aspek sosial, budaya, dan lingkungan, sementara itu negara berkembang berargumen bahwa pembangunan dan industrialisasi adalah suatu hak yang dimiliki seperti layaknya negara-negara maju pada masa 1800-1900an.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 5 no.1:

“Pembangunan Berkelanjutan di Tengah Globalisasi: Adakah Harapan?”, Hira Jhamtani.
“Pembangunan Berkelanjutan dan Peran Masyarakat Sipil”, Riza Primahendara.
North-South Relations in Donducting the Concept of Sustainable-Development”, Yin Shao Loong.
“Pengalihan Utang: Solusi atas Beban Utang Luar Negeri Indonesia?”, Gita Loka Murti.
“Pembangunan Berkelanjutan dan Peran Strategis Kelompok Bisnis-Industri”, Nurul Isnaeni.
“World Summit on Sustainable Development: Jawaban atas Permasalahan Dunia? Perspektif Indonesia”, Makarim Wibisono.
“Aktivitas Drug Trafficking sebagai Isu Keamanan yang Mengancam Stabilitas Negara”, Fredy B.L. Tobing.
“Membangun harus Membebaskan”, Ardian Alhadath, Dipo D. Siahaan, dan Silva Ayunita. Book Review: Amartya Sen, Development as Freedom, (New York Anchor Books, 1999)

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 5 no.1 adalah kosong.




 

Jurnal GLOBAL volume 5 no.2 yang diterbitkan pada Mei 2003 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, dengan tema besar yaitu Terorisme, terkait masalah maraknya tragedi pengeboman di Jakata pada tahun 2002-2003.
        Isu terrorisme  sebenarnya bukanlah isu baru karena pada masa Perang Dingin pun, aksi terorisme sudah sering terjadi. Hanya saja, kini isu terorisme semakin dikaitkan dengan hak asasi manusia, multikulturalisme, dan dialog antar peradaban, bahkan semakin menonjol akibat terjadinya tragedi runtuhnya World Trade Center di New York, 11 september 2001 (9/11 Tragedy).
        Terorisme masa kini adalah suatu aksi yang telah terorganisasi dengan sistematis dan memiliki jaringan internasional sehingga setiap negara harus bersiap untuk menghadapi manuver 'kekerasan yang tidak resmi' (unofficial oppression) ini. Terorisme dipandang oleh para pakar internasional sebagai manifestasi dari prinsip anti-globalisasi yang identik dengan westernisasi. Kalangan negara-negara Islam menjadi sasaran utama dari kebijakan anti-terorisme global yang diprakarsai oleh AS melalui Presiden George W. Bush, oleh sebab itu Indonesia pun tidak dilupakan oleh AS sebagai mitra utama bagi kerjasama anti-terorisme global.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 5 no.2:

“Dialog Antarbudaya Sebagai jawaban dan Persoalan-persoalan yang Menghadangnya”, Ade Armando.
“Sebuah Dialog untuk Mengakhiri Rantai Kekerasan: Cara Pandang Baru tentang Terorisme”, Avyanthi Azis dan Christian Harijanto.
“Isu Terorisme dan Human Security: Implikasi terhadap Studi dan Kebijakan Keamanan”, Philips Jusario Vermonte.
Global Terror: A Threat of Globalized Dimension”, Andi Widjajanto dan Irene A. Kuntjoro.
“Terorisme dan Teori Konspirasi: Tinjauan terhadap Peran PBB”, Irene Hadiprayitno.
“Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam Mengantisipasi Perluasan Jaringan Terorisme Internasional di Kawasan Asia Tenggara”, Nurani Chandrawati.
“Politik Luar Negeri Indonesia: Menjaga Keseimbangan antara Demokrasi dan Keharusan Memerangi Terorisme Global”, Bantarto Bandoro.
“Meninjau Kembali Terorisme”, Dipo D. Siahaan dan M. Reza Maulana. Book Review: Benyamin Netanyahu, Fighting Terrorism, (New York: Farrar, Strauss and Giroux, 2001), xxv, 152 hlm. Dan Noam Chomsky, 9-11, (New York: Seven Stories Press, 2002), 140 hlm.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 5 no.2 adalah sangat terbatas (kurang dari 20)




 


        Jurnal GLOBAL volume 6 no.1 yang diterbitkan pada November 2003 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, memiliki tema besar yaitu Indonesia pasca-IMF, dimana sejak 1998 hingga 2002, Indonesia berada di bawah kebijakan pengawasan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam upaya memulihkan perekonomian makro Indonesia pasca krisis ekonomi Asia Timur.
        Indonesia adalah negara yang mengalami pemulihan ekonomi paling lama dibandingkan negara Asia Timur lainnya seperti Thailand ataupun Korea Selatan yang hanya berkisar 2 tahun, meskipun sama-sama berada dibawah koordinasi IMF. Sebenarnya negara-negara berkembang telah mampu mencium apa yang akan terjadi jika negaranya berada di bawah pengawasan IMF yaitu harus menerapkan agenda-agenda liberalisasi multi-sektoral dan meminimalisasikan peran negara dalam perekonomian nasional. Indonesia di bawah kepemimpinan Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati ternyata memang belum mampu menyusun kebijakan ekonomi yang independen dan otonom dari intervensi asing terlihat dari tingkat privatisasi BUMN yang sangat intensif. Meskipun begitu, Indonesia pasca krisis ekonomi memang tidak memiliki cadangan devisa dan tabungan nasional yang cukup untuk mendirikan pilar-pilar pemulihan ekonominya secara mandiri.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 6 no.1:

“IMF dan Krisis Ekonomi di Asia”, Kadek Dian Sutrisna Artha.
The IMF ‘s Track Record in Indonesia”, Kurnya Roesad.
“Indonesia Pasca-IMF”, Ari A. Perdana.
“Dinamika Hubungan WTO-MEAs”, Rio Syahrial Jaslim.
“Komitmen Jepang dalam Membantu Indonesia Mengatasi Krisis Ekonomi 1997-2000”, Syamsul Hadi, dkk.
Restrictions Under International Law to Build Up Military Defence Capability”, Hikmahanto Juwana.
“Membedah Institusi Pengatur Globalisasi Ekonomi”, Hira P. Jhamtani. Book Review: Joseph E. Stiglitz, Globalization and its Discontents, (Allen Lane, Penguin Press, 2002), XXII + 282 halaman, termasuk indeks.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 6 no.1 adalah sangat terbatas (kurang dari 20)




 


Jurnal GLOBAL volume 6 no.2 yang diterbitkan pada Mei 2004 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, memiliki tema besar yaitu Kedaulatan Negara dan Globalisasi (State Sovereignty and Globalization).
        Proses globalisasi yang telah memaksa negara tidak lagi dapat meng-exert kedaulatannya secara penuh seperti yang diatur dalam sistem tradisional seperti Westphalian state system menjadi debat yang sangat sengit. Negara maju dinilai sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi karena dengan itulah pengaruhnya dapat diperluas baik secara damai, intervensi, atau bahkan agresi seperti yang dilakukan oleh AS terhadap Afghanistan pada 2001 dan Irak pada 2003. Sedangkan negara berkembang sendiri mengklaim bahwa kedaulatan nasional yang dimilikinya masihlah baru dan justru merupakan satu-satunya 'senjata pertahanan' dihadapan pengaruh kuat negara-negara maju.
        Proses globalisasi pun telah mendorong peningkatan kerjasama antar negara, baik secara kuantitas maupun kualitas, yang pada faktanya membuktikan bahwa jumlah kesepakatan dan perjanjian internasional pasca Perang Dingin berakhir mencapai berpuluh-puluh kali lipat daripada sebelumnya. Adalah wajar jika kesepakatan dan perjanjian internasional memiliki dampak pengurangan kedaulatan negara dengan respons yang berbeda-beda di setiap negara 

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 6 no.2:

“Kedaulatan, Teritorialitas, dan Keamanan Pasca-Westphalia”, Kusnanto Anggoro.
“Kedaulatan Negara vs Tanggung Jawab Negara dalam Upaya Perlindungan Lingkungan Global”, Nurul Isnaeni.
“Kedaulatan Populer di Tengah Kedaulatan Negara, Yurisdiksi Domestik, dan Intervensi”, a. Patra M. Zen.
“Ekonomi Politik Rekonstruksi Irak”, Riza Sihbudi.
“CITES dan Kerja Sama Internasional Penanganan Perdagangan Satwa Liar”, Rio S. Jaslim.
“Tantangan dalam Perluasan Uni Eropa ke Negara-negara Eropa Tengah dan Timur”, Nurani Chandrawati.
“Paradoks Pasar Bebas dan Demokrasi dalm Bingkai Keresahan Etnis”, Anissa E. Budiyani. Book Review: Amy Chua, World on Fire: How Exporting Free Market Democracy Breeds Hatred and Global Instability, (London: Arrow Books, 2004), X + 346 hlm, termasuk indeks.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 6 no.2 adalah 232 eskemplar


 

Jurnal GLOBAL volume 7 no.1 yang diterbitkan pada November 2004 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, mempunyai tema besar yaitu 'Tantangan bagi Pemerintah Baru yang Terpilih', mengingat pada saat itu, Indonesia telah melangsungkan Pemilihan Presiden pertama secara langsung dan hasilnya yaitu pasangan kandidat Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) memenangi Pemilu Indonesia 2004.
         Indonesia adalah negara dengan wilayah geo-territorial yang besar dan strategis dimana berbatasan pula dengan 11 negara tetangganya. Selain faktor alami itu, Indonesia pun merupakan negara yang memiliki potensi untuk pengaruh besar dalam Asia Tenggara dan dunia internasional baik secara politik, ekonomi, dan mungkin militer di masa mendatang. Oleh sebab itu, pemerintah yang baru terpilih harus mampu menyesuaikan dengan permasalahan-permasalahan antara Indonesia dengan negara lainnya secara komprehensif dan kontinu. Isu tenaga kerja Indonesia (TKI), kedaulatan maritim, dan politik luar negeri merupakan bagian kecil dari permasalahan Indonesia yang berurgensi tinggi untuk segera mencapai solusi sehingga pada akhirnya berkontribusi bagi pembangunan Indonesia kontemporer secara luas.

Beirkut  adalah rincian Jurnal GLOBAL volume 7 no.1: 

  “Dual-Track Diplomacy Government-NGO: Solusi Alternatif dalam Masalah Perlindungan TKI di Malaysia”, Amalia Sustikarini.
“Privatisasi Air di Indonesia: Saran Pelaksanaan dengan berkaca dari Pengalaman Negara Lain”, Vidia Arianti.
“Sekuritisasi isu Maritim: Koordinasi Nasional dan Kerangka Kerja Sama Keamanan Maritim Regional di Asia Tenggara”, Anak Agung Banyu Perwita.
“Usulan Agenda WTO Pemerintahan Baru”, Hira P. Jhamtani.
“ASEM:Instrumen Diplomasi, Integrasi Regional, dan Pembentukan Rejim”, Leonard Hutabarat.
“Politik Luar Negeri Indonesia: Berpacu antara Kompromi dan Melepaskan Diri dari Realitas ‘Weak State’”, Zainuddin Djafar.
“Menelaah Konsep Human Security:Studi Kasus Penanganan Masalah Pengungsi Afganistan di Australia (1999-2002)”, Avyanthi Azis. Laporan Penelitian.

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume 7 no.1 adalah 95 eksemplar

Rabu, 28 April 2010

'Kisah Tinta' Jurnal GLOBAL pada 1990an (part 1)

           
          Jurnal GLOBAL volume 1 diterbitkan Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia pada tahun 1989 dengan mengangkat tema besar yaitu tentang Reformasi China dan Implikasinya terhadap Hubungan Diplomatik dengan Indonesia.
          Menurunnya tensi Perang Dingin akibat reformasi demokratik (glasnost dan perestroika) di Uni Soviet dan perubahan arah kebijakan negara-negara Barat terhadap China telah mendorong terjadinya revitalisasi kebijakan politik luar negeri China menjadi lebih inklusif dan non-ideologis. Saat itu, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dalam hal pengaruh geopolitis dan ekonomi (yang juga didukung oleh kapasitas territorial dan jumlah penduduk yang terbesar pula) seperti status sebagai salahsatu 'Asian Tigers', sehingga adalah wajar jika China hendak menghangatkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Republik Indonesia yang notabene merupakan negara kunci (key country) dalam hal stabilitas politik dan keamanan regional Asia Tenggara.
          Langkah normalisasi hubungan diplomatik antara RI-RRC merupakan suatu momentum perintis bagi terciptanya stabilitas dan kerjasama regional yang lebih besar dari ASEAN pada masa setelah itu yaitu Forum ASEAN+3 yang muncul pada 1997. Langkah normalisasi RI-RRC sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan 1980an namun masih dilakukan proses penjajakan dan adaptasi antara otoritas kebijakan luar negeri RI dengan China untuk kembali mengharmonisasikan seluruh aspek dalam hubungan diplomatiknya.
          Selain isu normalisasi hubungan RI-RRC, Jurnal Global edisi perdana juga mengangkat isu pembaharuan (reformation) di China, dimana pada saat itu, merupakan salahsatu fenomena hubungan internasional yang paling disorot dunia internasional. Reformasi China yang dipelopori oleh Deng Xiao Ping sebagai Perdana Menteri sejak 1978 telah mampu mengubah perekonomian nasional China menjadi lebih liberal (mengacu pada sistem pasar) dan semakin terbuka atau berorientasi pada struktur ekonomi internasional terutama bidang perdagangan (ekspor-impor). Industrialisasi yang begitu masif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata tahunan selalu mencapai diatas 7% telah menjadikan kapasitas ekonomi China semakin signifikan dalam kontestasi pengaruh ekonomi global menjelang abad XXI.
        
Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume perdana:

“Mata Rantai Hubungan Luar Negeri Kita”, Prof.Dr. Juwono Sudarsono.
“Relevansi ‘Perdebatan Antarpendekatan’ dalam Studi Hubungan Internasional”, Zainuddin  Djafar.
“Normalisasi: Langkah Pertama Perjalanan Seribu Li”, A. Dahana.
“Politik Luar Negeri Cina Kini dan Esok”, Hediana Utarti Shambazy.
“Pembaharuan di Cina: Sebuah Tinjauan Ekonomi Politik”, Natalia Soebagio.
Perang Malvinas: Suatu Pandangan Setelah Delapan Tahun”, Dharmawan Ronodipuro.
“Anatomi Gerakan Syi’ah Lebanon”, M. Riza Sihbudi.
“Kebangkitan Revolusi Iran”, (Book Review) M. Riza Sihbudi, Dinamika Revolusi Islam Iran, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989)
    

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume perdana adalah kosong.







          Jurnal GLOBAL volume 2 diterbitkan pada tahun 1991 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia dengan mengangkat tema besar yaitu Perang Teluk atau Krisis Teluk (Gulf Crisis) yang merupakan perang antar bangsa (inter-state war) yang pertama terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin.
          Perang Teluk I (1990-1991) antara Irak dengan Kuwait merupakan indikator kuat bahwa Timur Tengah memang merupakan kawasan geopolitik yang tidak memiliki platform stabilitas regional yang baik dibandingkan kawasan teritorial lainnya. Rezim diktator Irak yang saat itu dipimpin Saddam Husein sedang berupaya untuk menjadi pemimpin regional (regional leader) bagi Timur Tengah namun terhalang egoisme masing-masing negara Arab terutama Mesir dan Arab Saudi, serta Turki yang juga mengincar posisi tersebut. Hal ini diperparah dengan sentimen yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat terutama Amerika Serikat yang mencurigai bahwa Saddam Husein mulai mengembangkan senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction-WMD) terutama senjata kimiawi. AS yang menjadi negara terdepan dalam ekspansi sistem demokrasi global merasa 'sangat iritasi' terhadap rezim kediktatoran di suatu negara, terlebih lagi jika negara tersebut mengganggu kepentingan nasional AS yang sangat besar dan multidimensional di Timur Tengah baik itu masalah minyak maupun Israel. Inilah mengapa salahsatu judul yang tertera ditulis 'Dari Konflik Irak-Kuwait ke Konflik Irak-AS'.
           Sebagai satu-satunya negara berkembang dengan kepemilikan hak veto Dewan Keamanan PBB (Permanent UN Security Council Member), China tentu merupakan aktor yang sangat potensial menentukan stabilitas keamanan global setelah kompetisi 2 negara adidaya (AS dan Uni Soviet) berakhir. Perang Teluk I dan II telah mendorong China untuk segera merealisasikan perannya sebagai pemimpin bagi dunia berkembang yakni melalui langkah-langkah diplomasi yang dilakukannya.
            Amerika Serikat sebagai external power yang memiliki kontrol utama atas Timur Tengah tentu harus merevisi kebijakan luar negerinya pada saat Perang Teluk berlangsung dan setelah itu. Disisi lain, sebenarnya Perang Teluk telah membuktikan kekurangan AS dalam menjamin stabilitas regional Timur Tengah dan sekaligus menguak tabir egoisme yang terselubung pada negara-negara Arab untuk bertindak 'kanibal' terhadap negara serumpunnya.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume kedua:

  “Small Donor Behavior: From Economic Motive to Diplomatic Manoeuvre”, Indria Samego.
Diplomasi dan Perang”, I Gede Wisura & Fredy Buhama L. Tobing.
“Dari Konflik Irak-Kuwait ke Konflik Irak-AS”, M. Riza Sihbudi.
Diplomasi RRC dalam Perang Teluk II”, Ani Widyani Soetjipto.
“Krisis Teluk dan Politik Luar Negeri AS Pasca Perang Dingin”, Smita Notosusanto.
“Arus Investasi Jepang ke Amerika Serikat”, Haris Munandar.
“Gerakan Perdamaian, Zona Bebas Nuklir dan Militerisasi di Pasifik Selatan: Pengalaman dan Prospek”, M. Abriyanto.
“Wilayah Kajian yang Dilupakan”, Book Review:Gary W. Wyna, The Politics of Latin American Development. (Cambridge University Press,1990) 

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume kedua adalah kosong.






         Jurnal GLOBAL volume 3 diterbitkan pada tahun 1992 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia dengan mengangkat tema besar yaitu disintegrasi total Uni Soviet yang merupakan momentum utama dimulainya sistem hubungan internasional yang baru yaitu unipolar (AS memegang status adikuasa tunggal) dan globalisasi yang menitikberatkan pada hubungan ekonomi dunia.
         Uni Soviet merupakan negara yang terbesar teritorialnya dalam sepanjang sejarah dunia modern, membentang dari barat di Eropa Tengah (Ukraina) hingga timur di Asia Timur Laut (Kepulauan Sakhalin) serta dari utara yakni samudra Arktik hingga selatan di Asia Tengah (Turkmenistan). Uni Soviet adalah negara kolossal yang mampu menguasai benua Eurasia selama hampir 3/4 abad sejak Revolusi Bolshevik 1917 mendirikan United Soviet Socialist Republic (USSR) yang bertahan hingga akhir 1980an. Keruntuhan Uni Soviet sangat berdampak bagi konstelasi hubungan internasional menjelang abad XXI yakni semakin pudarnya ideologi komunisme sebagai opposant bagi demokrasi-liberal, meskipun China masih menerapkan komunisme sebagai sistem politiknya.
           Rusia adalah negara utama pewaris kebesaran Uni Soviet, dimana hak veto dan kepemilikan senjata nuklir menjadi privileges yang dimilikinya. Namun, keburukan performa sistem politik domestik Uni Soviet pun menjadi warisan permasalahan yang tidak mudah diselesaikan bagi Rusia.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume ketiga:

“Runtuhnya Leninisme, Industrialisasi, dan Hegemoni Uni-Soviet”, Hero U. Kuntjoro-Jakti.
“Lithuania dalam Politik Luar Negeri AS-US”, Jusaac Kantjana.
“Rusia dan Problema Integrasi Politik Soviet”, Tri Nuke Pujiastuti.
“Generasi Desembris: Menuju Identitas Rusia Baru”, Singkop Boas Boangmanalu.
“Gerakan etno-Nasional di Bougainville: Krisis yang Tak Kunjung Terpadamkan”, Ikrar Nusa Bhakti.
“Perkembangan Politik di Negara-Negara Pasifik Selatan”, Zulkifli Hamid.
“Mahathir dan Politik Luar Negeri Malaysia”, Alfitra Salamm.
“Perselisihan Dagang AS-Jepang dalam Industri Semikonduktor”, Arif Mujahidin.
“Masyarakat Dunia memasuki Periode Transisi”, Zainuddin Djafar. Book Review: Robert Wesson, International Relations in Transition (New Jersey: Prentice Hall, 1990)

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume ketiga adalah kosong.





          Jurnal GLOBAL volume 4 diterbitkan pada tahun 1993 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia dengan mengangkat tema besar yaitu Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement), dimana Indonesia dipercaya menjadi Ketua GNB 1992-1993.
          Berakhirnya Perang Dingin (Detente) telah membuat kontestasi ideologis semakin tidak relevan dalam struktur hubungan internasional, dan hal tersebut berimplikasi bagi eksistensi Gerakan Non-Blok sebagai forum multilateral negara berkembang terbesar di dunia. Kondisi struktur hubungan internasional yang dikuasai oleh satu kutub kekuatan saja yaitu negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat menjadikan GNB harus mereformasi format visi, misi, dan kebijakan yang dipegangnya selama Perang Dingin.
          Indonesia pada awal 1990an telah dihormati baik oleh negara-negara Barat maupun dunia berkembang sebagai negara yang relatif sukses membangun perekonomian nasionalnya menjadi salahsatu 'negara Macan Asia'. Selain itu, keberhasilan diplomasi regional Indonesia dalam membentuk ASEAN dan menciptakan stabilitas regional Asia Tenggara diakui oleh dunia internasional sebagai perwujudan sikap konstruktif di tengah situasi Perang Dingin yang saling mencurigai. Kesuksesan dalam hal pembangunan ekonomi serta kebijakan politik luar negeri itulah yang akhirnya membuat negara-negara anggota Gerakan Non-Blok mempercayai Indonesia menduduki posisi terhormat sebagai Ketua GNB periode 1992-1993.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume keempat:

“Masa Depan Gerakan Non-Blok”, Juwono Sudarsono.
“Gerakan Non-Blok: Antara Cita-Cita dan Kenyataan”, Hasnan Habib.
“Gerakan Non-Blok: Relevansi dan Peran Indonesia di Masa Mendatang”, Soesiswo Soenarko.
“Gerakan Non-Blok dalam Proyeksi ke Masa Depan”, Amris Hassan.
“Gerakan Non-Blok dan Uni Soviet”, Hariyadi Wirawan.
“Pembangunan Ekonomi Meksiko dalam Agenda NAFTA”, Nur Iman Subono.
“Pengaruh Bank Dunia terhadap Deregulasi Keuangan di Indonesia.
“Politik Afganistan Pasca Najibullah”, Riza Sihbudi dan Dhurorudin M.
“Jalan Diplomasi: Pilihan Utama daloam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”, Zulfikar Ghazali.
“Senjata Dagang Amerika Serikat”, Book Review: Jagdish Bahagwati & Hugh T. Patrick. (eds.), Aggressive Unilateralism: America’s Trade Policy and the World Trading System, (Ann Arbor: Michigan University Press, 1990)

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume keempat adalah kosong.






           Jurnal GLOBAL volume 5 diterbitkan pada tahun 1998 oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia dengan mengangkat tema besar yaitu krisis ekonomi dan reformasi ekonomi, dimana Indonesia turut menjadi 'korban' atas permainan spekulasi perdagangan mata uang negara-negara Asia Timur.
           Kejatuhan drastis nilai mata uang Baht Thailand pada kuartal akhir 1997 telah menciptakan kekhawatiran dunia internasional akan situasi perekonomian Asia Timur yang sesungguhnya. Mata uang Rupiah Indonesia pun telah rawan 'dipermainkan' di foreign currency trading market yang berbasis di Singapura, yang akhirnya membuat situasi perekonomian Indonesia berada di titik kejatuhan moneter, yang lalu diperparah dengan ketidakpercayaan masyarakat atas kepempimpinan Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.
            Kehancuran performa ekonomi negara-negara Asia Timur pada 1997-1999 (terkecuali Jepang dan China) telah menimbulkan intensi kuat untuk menciptakan alur kerjasama regional yang lebih komprehensif terutama di bidang ekonomi. Pengalaman kesuksesan 'East Asian Miracle' yang didasarkan model pembangunan Jepang yaitu 'flying geese' ternyata tidak disertai pengembangan kapasitas sistem finansial dan moneter yang mapan, selain pula adanya faktor sistem ekonomi nasional yang didominasi oleh kalangan tertentu.

Berikut adalah rincian Jurnal GLOBAL volume kelima:

“Struktur Ekonomi Indonesia dan Sumbangannya terhadap Krisis Keuangan”, Ahmad Shauki.
“Kredibilitas dan Efektivitas Reformasi Ekonomi”, Mohhamad Ikhsan.
“APEC dan Krisis Moneter di Kawasan Asia Timur”, Lepi T. Tarmidi.
“Chaebol: Kesuksesan dan Kemunduran Ekonomi Korea”, Taufiq Tanahsaldy.
“Krisis Moneter dan Informasi Ekonomi: Masalah Dan Prospek”, Dialog Ahmad Shauki, Mohhamad Ikhsan, dan Faisal H. Basri.
Book Review: David N. Balaam dan Michael Veseth, Introduction to International Political Economy, (New Jersey: Prentice Hall, 1996)

* keterangan: persediaan (stock) Jurnal GLOBAL volume kelima adalah kosong.